Ingatlah pula pesan dari Ka’ab, “Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan lantas terbetik dalam hatinya bahwa setelah lepas dari Ramadhan akan berbuat maksiat pada Rabbnya, maka sungguh puasanya itu tertolak (tidak bernilai apa-apa).”
Motivation – Tahukah anda bahwa hikmah berpuasa sangat
banyak? Jika anda mengetahuinya, mungkin dalam 1 bulan itu anda tidak mau
berhenti beribadah dan meninggalkan
kegiatan lainnya seperti main handphone, gadget dan sebagainya. Walau terbilang
berpuasa itu masih terasa berat oleh sebagian orang karena harus menunda lapar
dan haus dari subuh hingga magrib, menjaga lisan, tubuh dan banyak lagi, Itu semua
akan menjadi sesuatu yang tidak sia-sia anda lakukan jika anda melakukannya
dengan benar, dan terlebih lagi anda akan merasakan hikmahnya.
Berikut adalah beberapa hikmah di balik puasa Ramadhan yang
kami sarikan dari beberapa kalam ulama. Semoga bermanfaat.
1. Menggapai Derajat Takwa
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ
كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ
مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS.
Al Baqarah: 183).
Ayat ini menunjukkan bahwa di antara hikmah puasa adalah agar
seorang hamba dapat menggapai derajat takwa dan puasa adalah sebab meraih
derajat yang mulia ini. Hal ini dikarenakan dalam puasa, seseorang akan
melaksanakan perintah Allah dan menjauhi setiap larangan-Nya. Inilah pengertian
takwa. Bentuk takwa dalam puasa dapat kita lihat dalam berbagai hal berikut.
Pertama, orang yang berpuasa akan meninggalkan setiap yang
Allah larang ketika itu yaitu dia meninggalkan makan, minum, berjima’ dengan
istri dan sebagainya yang sebenarnya hati sangat condong dan ingin
melakukannya. Ini semua dilakukan dalam rangka taqorrub atau mendekatkan diri
pada Allah dan meraih pahala dari-Nya. Inilah bentuk takwa.
Kedua, orang yang berpuasa sebenarnya mampu untuk melakukan
kesenangan-kesenangan duniawi yang ada. Namun dia mengetahui bahwa Allah selalu
mengawasi diri-Nya. Ini juga salah bentuk takwa yaitu merasa selalu diawasi
oleh Allah.
Ketiga, ketika berpuasa, setiap orang akan semangat
melakukan amalan-amalan ketaatan. Dan ketaatan merupakan jalan untuk menggapai
takwa. Inilah sebagian di antara bentuk takwa dalam amalan puasa.
2. Hikmah di Balik Meninggalkan Syahwat dan Kesenangan Dunia
Di dalam berpuasa, setiap muslim diperintahkan untuk
meninggalkan berbagai syahwat, makanan dan minuman. Itu semua dilakukan karena
Allah. Dalam hadits qudsi, Allah Ta’ala berfirman,
يَدَعُ
شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى
“Dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku”.
Di antara hikmah meninggalkan syahwat dan kesenangan dunia
ketika berpuasa adalah:
Pertama, dapat mengendalikan jiwa. Rasa kenyang karena
banyak makan dan minum, kepuasan ketika
berhubungan dengan istri, itu semua biasanya akan membuat seseorang lupa
diri, kufur terhadap nikmat, dan menjadi lalai. Sehingga dengan berpuasa, jiwa
pun akan lebih dikendalikan.
Kedua, hati akan menjadi sibuk memikirkan hal-hal baik dan
sibuk mengingat Allah. Apabila seseorang terlalu tersibukkan dengan kesenangan
duniawi dan terbuai dengan makanan yang dia lahap, hati pun akan menjadi lalai
dari memikirkan hal-hal yang baik dan lalai dari mengingat Allah. Oleh karena
itu, apabila hati tidak tersibukkan dengan kesenangan duniawi, juga tidak
disibukkan dengan makan dan minum ketika berpuasa, hati pun akan bercahaya,
akan semakin lembut, hati pun tidak mengeras dan akan semakin mudah untuk
tafakkur (merenung) serta berdzikir pada Allah.
Ketiga, dengan menahan diri dari berbagai kesenangan
duniawi, orang yang berkecukupan akan semakin tahu bahwa dirinya telah
diberikan nikmat begitu banyak dibanding orang-orang fakir, miskin dan yatim
piatu yang sering merasakan rasa lapar. Dalam rangka mensyukuri nikmat ini,
orang-orang kaya pun gemar berbagi
dengan mereka yang tidak mampu.
Keempat, dengan berpuasa akan mempersempit jalannya darah.
Sedangkan setan berada pada jalan darahnya manusia. Sebagaimana sabda Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam,
إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِى مِنِ ابْنِ
آدَمَ مَجْرَى الدَّمِ
“Sesungguhnya setan mengalir dalam diri manusia pada tempat
mengalirnya darah.” Jadi puasa dapat menenangkan setan yang seringkali
memberikan was-was. Puasa pun dapat menekan syahwat dan rasa marah. Oleh karena
itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan puasa sebagai salah satu
obat mujarab bagi orang yang memiliki keinginan untuk menikah namun belum
kesampaian.
3. Mulai Beranjak Menjadi Lebih Baik
Di bulan Ramadhan tentu saja setiap muslim harus menjauhi
berbagai macam maksiat agar puasanya tidak sia-sia, juga agar tidak mendapatkan
lapar dan dahaga saja. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ
صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan
dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga saja.”
Puasa menjadi sia-sia seperti ini disebabkan bulan Ramadhan
masih diisi pula dengan berbagai maksiat. Padahal dalam berpuasa seharusnya
setiap orang berusaha menjaga lisannya dari rasani orang lain (baca: ghibah),
dari berbagai perkaataan maksiat, dari perkataan dusta, perbuatan maksiat dan
hal-hal yang sia-sia.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ
الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ
حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ
طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah
mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia
tahan.”
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ
الصِّيَامُ مِنَ الأَكْلِ وَالشَّرَبِ
، إِنَّمَا الصِّيَامُ
مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ ، فَإِنْ سَابَّكَ
أَحَدٌ أَوْ جَهُلَ عَلَيْكَ
فَلْتَقُلْ : إِنِّي صَائِمٌ ،
إِنِّي صَائِمٌ
“Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi,
puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan lagwu dan rofats. Apabila ada
seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, “Aku
sedang puasa, aku sedang puasa”.” Lagwu adalah perkataan sia-sia dan semisalnya
yang tidak berfaedah. Sedangkan rofats adalah istilah untuk setiap hal yang
diinginkan laki-laki pada wanita atau dapat pula bermakna kata-kata kotor.
Oleh karena itu, ketika keluar bulan Ramadhan seharusnya
setiap insan menjadi lebih baik dibanding dengan bulan sebelumnya karena dia
sudah ditempa di madrasah Ramadhan untuk meninggalkan berbagai macam maksiat.
Orang yang dulu malas-malasan shalat 5 waktu seharusnya menjadi sadar dan rutin
mengerjakannya di luar bulan Ramadhan. Juga dalam masalah shalat Jama’ah bagi
kaum pria, hendaklah pula dapat dirutinkan dilakukan di masjid sebagaimana
rajin dilakukan ketika bulan Ramadhan. Begitu pula dalam bulan Ramadhan banyak
wanita muslimah yang berusaha menggunakan jilbab yang menutup diri dengan
sempurna, maka di luar bulan Ramadhan seharusnya hal ini tetap dijaga.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَإِنَّ
أَحَبَّ الْعَمَلِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهُ
وَإِنْ قَلَّ
“(Ketahuilah bahwa) amalan yang paling dicintai oleh Allah
adalah amalan yang kontinu (ajeg) walaupun sedikit.”
Ibadah dan amalan ketaatan bukanlah ibarat bunga yang mekar
pada waktu tertentu saja. Jadi, ibadah shalat 5 waktu, shalat jama’ah, shalat
malam, gemar bersedekah dan berbusana muslimah, bukanlah jadi ibadah musiman.
Namun sudah seharusnya di luar bulan Ramadhan juga tetap dijaga. Para ulama
seringkali mengatakan, “Sejelek-jelek kaum adalah yang mengenal Allah (rajin
ibadah, -pen) hanya pada bulan Ramadhan saja.”
Ingatlah pula pesan dari Ka’ab, “Barangsiapa berpuasa di
bulan Ramadhan lantas terbetik dalam hatinya bahwa setelah lepas dari Ramadhan
akan berbuat maksiat pada Rabbnya, maka sungguh puasanya itu tertolak (tidak
bernilai apa-apa).”
4. Kesempatan untuk Saling Berkasih Sayang dengan Si Miskin dan Merasakan Penderitaan Mereka
Puasa akan menyebabkan seseorang lebih menyayangi si miskin.
Karena orang yang berpuasa pasti merasakan penderitaan lapar dalam sebagian
waktunya. Keadaan ini pun ia rasakan begitu lama. Akhirnya ia pun bersikap
lemah lembut terhadap sesama dan berbuat baik kepada mereka. Dengan sebab
inilah ia mendapatkan balasan melimpah dari sisi Allah.
Begitu pula dengan puasa seseorang akan merasakan apa yang
dirasakan oleh orang-orang miskin, fakir, yang penuh kekurangan. Orang yang
berpuasa akan merasakan lapar dan dahaga sebagaimana yang dirasakan oleh
mereka-mereka tadi. Inilah yang menyebabkan derajatnya meningkat di sisi Allah.
Inilah beberapa hikmah syar’i yang luar biasa di balik puasa
Ramadhan. Oleh karena itu, para salaf sangatlah merindukan bertemu dengan bulan
Ramadhan agar memperoleh hikmah-hikmah yang ada di dalamnya. Sebagian ulama
mengatakan, “Para salaf biasa berdoa kepada Allah selama 6 bulan agar dapat
berjumpa dengan bulan Ramadhan. Dan 6 bulan sisanya mereka berdoa agar
amalan-amalan mereka diterima”.
Hikmah Puasa yang Keliru
Adapun hikmah puasa yang biasa sering dibicarakan sebagian
kalangan bahwa puasa dapat menyehatkan badan (seperti dapat menurunkan bobot
tubuh, mengurangi resiko stroke, menurunkan tekanan darah, dan mengurangi
resiko diabetes), maka itu semua adalah hikmah ikutan saja dan bukan hikmah
utama. Sehingga hendaklah seseorang meniatkan puasanya untuk mendapatkan hikmah
syar’i terlebih dahulu dan janganlah dia berpuasa hanya untuk mengharapkan
nikmat sehat semata. Karena jika niat puasanya hanya untuk mencapai kenikmatan
dan kemaslahatan duniawi, maka pahala melimpah di sisi Allah akan sirna
walaupun dia akan mendapatkan nikmat dunia atau nikmat sehat yang dia
cari-cari.
Allah Ta’ala berfirman,
مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ
الآخِرَةِ نزدْ لَهُ فِي
حَرْثِهِ وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ
حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ
فِي الآخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ
“Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan
Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan
di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada
baginya suatu bahagianpun di akhirat.” (QS. Asy Syuraa: 20)
Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Orang yang gemar berbuat riya’ akan
diberi balasan kebaikan mereka di dunia. Mereka sama sekali tidak akan dizholimi.
Namun ingatlah, barangsiapa yang melakukan amalan puasa, amalan shalat atau
amalan shalat malam namun hanya ingin mengharapkan dunia, maka balasan dari
Allah: “Allah akan memberikan baginya dunia yang dia cari-cari. Akan tetapi,
amalannya akan lenyap di akhirat nanti karena mereka hanya ingin mencari
keuntungan dunia. Di akhirat, mereka juga akan termasuk orang-orang yang
merugi”.”
Sehingga yang benar, puasa harus dilakukan dengan niat
ikhlas untuk mengharap wajah Allah. Sedangkan nikmat kesehatan, itu hanyalah
hikmah ikutan saja dari melakukan puasa, dan bukan tujuan utama yang
dicari-cari. Jika seseorang berniat ikhlas dalam puasanya, niscaya nikmat dunia
akan datang dengan sendirinya tanpa dia cari-cari. Ingatlah selalu nasehat Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam,
مَنْ كَانَتِ الآخِرَةُ هَمَّهُ
جَعَلَ اللَّهُ غِنَاهُ فِى
قَلْبِهِ وَجَمَعَ لَهُ شَمْلَهُ وَأَتَتْهُ
الدُّنْيَا وَهِىَ رَاغِمَةٌ وَمَنْ
كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ
فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَفَرَّقَ
عَلَيْهِ شَمْلَهَ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ
الدُّنْيَا إِلاَّ مَا قُدِّرَ
لَهُ
“Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai akhirat,
maka Allah akan memberikan kecukupan dalam hatinya, Dia akan menyatukan
keinginannya yang tercerai berai, dunia pun akan dia peroleh dan tunduk hina
padanya. Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai dunia, maka Allah akan
menjadikan dia tidak pernah merasa cukup, akan mencerai beraikan keinginannya,
dunia pun tidak dia peroleh kecuali yang telah ditetapkan baginya.”
Adapun hadits yang mengatakan,
صُوْمُوْا
تَصِحُّوْا
“Berpuasalah, niscaya kalian akan sehat.” Perlu diketahui
bahwa hadits semacam ini adalah hadits yang lemah (hadits dho’if) menurut ulama
pakar hadits.
Semoga kita bisa menarik hikmah berharga di balik puasa kita
di bulan penuh kebaikan, bulan Ramadhan.
nice gan infonya jadi semangat mau puasa nih thanks
ReplyDeletenitip juga gan :)
http://www.geruang.com/2015/06/komputer-mini-asrock.html
puasa tu gx bakal sia sia dah pasti ada hikmah dan ke untungannya gan
ReplyDeleteselalu ada hikmah di balik ibadah yang ikhlas :D .
ReplyDelete